Pages

Senin, 14 Mei 2018

Filosofi Jepang Empati


Written By Kebajikan ( De ) on Jumat, 23 Agustus 2013 | 13.47

Hubungan antar manusia yang paling tinggi levelnya, yang terus diajarkan dari generasi ke generasi yang diajarkan sejak balita dan menjadi kiblat orang Jepang adalah "Empati".
Empati atau Memposisikan diri kita menjadi orang lain ( Memposisikan diri kita menjadi lawan bicara)

Kalau kita sedang ngomong sama Orang Tua kita, cobalah untuk menjadi orang tua yang sudah "bingungan" itu.

Sedang ngomong dengan "Anak Kita" maka jelmakan diri kita menjadi anak kita yang bandel.

Sedang ngomong ke customer kita atau Downline kita, maka menjelmalah menjadi customer kita terlebih dulu.

Mau ngomong ke upline kita, sahabat kita, musuh kita, maka menjadilah mereka terlebih dulu dan bila kita menjadi dia "apa yang ingin kita dengarkan?"

Kenapa dompet yang jatuh dikereta Jepang kemungkinan besar akan balik kepemiliknya? 

Karena yang menemukan langsung akan berpikir, bila uang di dompet ini saya ambil "jangan-jangan yang punya, ngak punya uang lagi, gajian baru bulan berikutnya, dia pasti akan bingung bayar hutang, bingung bayar listrik, bingung beli makan, nanti dia akan dimarahin istri, anak dia akan kelaparan atau dia akan mati karena perbuatan saya ini,"

Ya, mereka selalu berfikir empati. Itulah makanya negaranya aman dan cepat maju.

1.Yang ketahuan korupsi, bunuh diri karena malu.

2. Pejabat yang merasa gagal akan mundur karena dia pakai kacamata rakyatnya

3. Wanita pulang kerja malam hari terjamin keamanannya, karena para pria berpikir, gimana kalau itu adik, anak atau istri saya.

Teman teman, anda ingin dicintai oleh siapapun? Milikilah ilmu orang Jepang.


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De
) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De ) sebagai sumber artikel.

Sumber info


Info Konib, klik tautan ini

TAUTAN