Oleh: Agung Sudjatmoko
Ketua Harian Dekopin
Ketua Harian Dekopin
telusur.co.id |Jakarta |
Dunia berada pada proses perubahan yang luar biasa cepat. Teknologi
informasi menjadi motor penggerak perubahan. Percepatan perubahan dialami oleh
semua sektor kehidupan. Pola, model dan strategi menjalankan organisasi dan
bisnis berubah. Ilmu manajemen telah mencapai tahap ke sembilan dengan
manajemen otak, yang menggambarkan interkoneksitas berbagai faktor yang tidak
bisa dinafikan.
Strategi bisnis dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
perusahaan ditambah dengan faktor non ekonomis. Perubahan sosial budaya di
masyarakat sangat cepat. Struktur sosial baru dalam masyarakat berubah seiring
dengan teori kebutuhan manusia.
Pakar teknologi informasi menyebut saat ini zaman milenial yang ditandai
kebangkitan baru kelompok pemuda terpelajar perkotaan yang mempunyai
kecenderungan pemenuhan kebutuhan serba cepat, mudah, murah dan nyaman. Sistem
pemenuhan kebutuhan barang, jasa dan informasi kaum milenial berbasis
pada genggaman android ditangannya.
Informasi dan data menjadi barang mahal yang diburu oleh semua orang.
Kecenderungan dan motif setiap manusia dapat dilihat di media sosial. Pergeseran
media sosial sebagai alat silaturahmi menjadi media iklan yang efektif untuk
membentuk opini dan trend setter sebuah produk atau isu. Bahkan media
sosial menjadi alat pergerakan vertikal seseorang dari tiada siapa- siapa
menjadi siapa yang viral yang mendatangkan fasilitas materi yang kadang tidak
sedikit.
Melihat fenomena diatas, insan koperasi harus segera berubah menata
organisasi dan strategi bisnisnya. Strategi perubahan organisasi dilakukan
melalui:
a) modernisasi organisasi dan manajemen dengan melakukan organizational reenginering yang berbasis pada sistem operasi yang cepat, mudah, transparan dan mempunyai akuntabilitas tinggi sehingga membangun kepercayaan anggota,
b) pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan bisnis berbasis pada sistem aplikasi yang memudahkan anggota mendapatkan pelayanan usaha koperasi,
c) fokus mengembangkan bisnis didasarkan pada skala dan kelayakan ekonomi dan menangkap setiap peluang bisnis yang ada,
d) membangun close look economy dalam koperasi yang captive market sehingga koperasi mempunyai bargaining position yang kuat karena kesatuan ekonominya serta secara konsisten dan sungguh-sungguh koperasi harus menjalankan prinsip-prinsip serta nilai koperasi dalam tata kelola orgnisasi dan bisnisnya.
a) modernisasi organisasi dan manajemen dengan melakukan organizational reenginering yang berbasis pada sistem operasi yang cepat, mudah, transparan dan mempunyai akuntabilitas tinggi sehingga membangun kepercayaan anggota,
b) pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan bisnis berbasis pada sistem aplikasi yang memudahkan anggota mendapatkan pelayanan usaha koperasi,
c) fokus mengembangkan bisnis didasarkan pada skala dan kelayakan ekonomi dan menangkap setiap peluang bisnis yang ada,
d) membangun close look economy dalam koperasi yang captive market sehingga koperasi mempunyai bargaining position yang kuat karena kesatuan ekonominya serta secara konsisten dan sungguh-sungguh koperasi harus menjalankan prinsip-prinsip serta nilai koperasi dalam tata kelola orgnisasi dan bisnisnya.
4 Pilar Kuatkan Koperasi
Langkah-langkah tersebut sejalan dengan konsep dasar pendirian dan
pengembangan koperasi menjadi perusahaan yang besar, kuat, sehat dan mandiri.
Prof. Yuyun Wirasasmita menyampaikan bahwa ide dasar pengembangan koperasi
harus dimulai dari:
1) feel need atau kebutuhan anggota koperasi yang sifatnya permanen bukan sementara, yang dapat diusahakan pemenuhannya oleh koperasi. Ini merupakan kunci sukses koperasi yang dicintai anggota, sebab koperasi mampu mendorong partisipasi yang loyal dari anggotanya. Dan loyalitas anggota memodali dan menggunakan usaha koperasi ini yang mendatangkan keuntungan untuk kesejahteraan bersama.
2) posisi anggota koperasi yg strategis dengan duel identity-nya. Anggota koperasi adalah pemilik yg berkewajiban memberikan modal untuk usaha koperasi, sekaligus sebagai pelanggan usaha koperasi. Fungsi ganda anggota ini memberikan nilai lebih untuk menciptakan close look economic system dimana pada konsep dasar koperasi bahwa usaha koperasi harusnya captive market, karena koperasi bertugas memenuhi kebutuhan bersama secara gotong-royong. Kelemahan saat ini gerakan koperasi Indonesia belum membangun economic community yg menempatkan anggota pada peran ganda tersebut.
3) cooperative effect, konsep koperasi mengajarkan bahwa berkoperasi akan memberikan nilai lebih akan pelayanan dan penyediaan kebutuhan anggota yang murah, tepat, cepat dan berkualitas. Ini bisa dicapai oleh koperasi jika terbangun komitmen kuat anggota secara bersama membangun pemenuhan kebutuhan econominya secara gotong-royong.
4) pendidikan perkoperasian kepada anggota, untuk membangun kebersamaan dalam pemenuhan ekonomi diperlukan satu komitmen di koperasi yaitu koperasi mampu menyediakan kebutuhan anggota dengan nilai tambah yang tinggi. Konsep membiayai bersama (joint financing), membeli bersama (joint buying) dan menjual bersama (joint selling) harus bisa dilakukan di koperasi. Untuk itu pendidikan menyadarkan kebersamaan atas tanggung jawab bersama di koperasi harus ditumbuhkan dan jalan yang benar untuk itu hanya melalui pendidikan.
1) feel need atau kebutuhan anggota koperasi yang sifatnya permanen bukan sementara, yang dapat diusahakan pemenuhannya oleh koperasi. Ini merupakan kunci sukses koperasi yang dicintai anggota, sebab koperasi mampu mendorong partisipasi yang loyal dari anggotanya. Dan loyalitas anggota memodali dan menggunakan usaha koperasi ini yang mendatangkan keuntungan untuk kesejahteraan bersama.
2) posisi anggota koperasi yg strategis dengan duel identity-nya. Anggota koperasi adalah pemilik yg berkewajiban memberikan modal untuk usaha koperasi, sekaligus sebagai pelanggan usaha koperasi. Fungsi ganda anggota ini memberikan nilai lebih untuk menciptakan close look economic system dimana pada konsep dasar koperasi bahwa usaha koperasi harusnya captive market, karena koperasi bertugas memenuhi kebutuhan bersama secara gotong-royong. Kelemahan saat ini gerakan koperasi Indonesia belum membangun economic community yg menempatkan anggota pada peran ganda tersebut.
3) cooperative effect, konsep koperasi mengajarkan bahwa berkoperasi akan memberikan nilai lebih akan pelayanan dan penyediaan kebutuhan anggota yang murah, tepat, cepat dan berkualitas. Ini bisa dicapai oleh koperasi jika terbangun komitmen kuat anggota secara bersama membangun pemenuhan kebutuhan econominya secara gotong-royong.
4) pendidikan perkoperasian kepada anggota, untuk membangun kebersamaan dalam pemenuhan ekonomi diperlukan satu komitmen di koperasi yaitu koperasi mampu menyediakan kebutuhan anggota dengan nilai tambah yang tinggi. Konsep membiayai bersama (joint financing), membeli bersama (joint buying) dan menjual bersama (joint selling) harus bisa dilakukan di koperasi. Untuk itu pendidikan menyadarkan kebersamaan atas tanggung jawab bersama di koperasi harus ditumbuhkan dan jalan yang benar untuk itu hanya melalui pendidikan.
Koperasi Wajib Modernisasi
Di era milenial ini koperasi perlu melakukan strategi revolusi perubahan
yang sistematis. Modernisasi organisasi dan bisnis koperasi harus
dilakukan. Pemanfaatan sistem aplikasi online dalam tata kelola
koperasi menjadi keharusan. Bahkan koperasi harus masuk pada pemenuhan
kebutuhan kelompok umur milenial (anak zaman now) yang diisi
oleh generasi yang lahir di era tahun 90-an. Mereka kelompok masyarakat yang
sangat melek teknologi dalam genggaman. Mereka mempunyai orientasi pemenuhan
kebutuhan dengan cara online. Bahkan mereka mempunyai gaya hidup yang
berbeda dengan kelompok masyakat lainya, khususnya dalam pilihan kerja, cara
memenuhi kebutuhan dan mampu menangkap peluang bisnis dengan cepat. Inilah
tantangan besar koperasi sekarang kedepan untuk melakukan perubahan dengan
cepat, sebab insan koperasi seakan belum siap mengantisipasi setiap perubahan
model bisnis yang sangat cepat dan kompetitif.
Sekali lagi koperasi harus berubah ke arah manajemen yang modern.
Perubahan modernisasi manajemen koperasi didasarkan tuntutan kebutuhan bisnis
saat ini dan perwujudan pada prinsip serta nilai koperasi yang tidak akan
hilang sebagai jatidiri koperasinya. Banyak manfaat yang dapat di petik dari
strategi ini antara lain:
a) percepatan pelayanan pada anggota,
b) membangun transparansi, efektifitas dan efisiensi manajemen koperasi,
c) meningkatkan kepercayaan publik koperasi di kalangan anggota dan mitra bisnisnya,
d) menangkap peluang bisnis di lingkungan anggota dan koperasi, serta
e) meningkatkan nilai tambah dan produktivitas koperasi menghimpun kekuatan sumber daya untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. |
Tentang KONIB
TAUTAN
a) percepatan pelayanan pada anggota,
b) membangun transparansi, efektifitas dan efisiensi manajemen koperasi,
c) meningkatkan kepercayaan publik koperasi di kalangan anggota dan mitra bisnisnya,
d) menangkap peluang bisnis di lingkungan anggota dan koperasi, serta
e) meningkatkan nilai tambah dan produktivitas koperasi menghimpun kekuatan sumber daya untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. |
Tentang KONIB
TAUTAN